Mengenal Morfologi Gunungkidul


Sebagai warga Kabupaten Gunungkidul, kita sebagai guru maupun siswa SMP Negeri 2 Ponjong merasa bangga karena potensi wilayah daerah kita sudah mulai dilirik dunia internasional. Tim ahli geopark dari Global Geopark Network UNESCO telah melakukan penilaian geosite di Kabupaten Gunung Kidul pada Hari Selasa-Kamis 20-22 Nopember 2012. Geosite yang dimiliki Kabupaten Gunung Kidul meliputi Goa Pindul, Gunung Api Purba Nglanggeran, Kalisuci dan Goa Jomblang, dan Bengawan Solo Purba akan dinyatakan sebagai salah satu Geosite Karst Indonesia. 
Apa sih keistimewaan daerah Gunungkidul? 
Kabupaten Gunungkidul merupakan kawasan menarik karena berupa kawasan gersang berbatu kapur yang disebut sebagai karst. Namun dibalik kegersangannya tersebut, kawasan yang merupakan daerah pengangkatan dasar laut ini memiliki ribuan potensi yang menarik baik itu mulai dari barang tambang, potensi air tanah maupun potensi pariwisata.
Bagaimana karakteristik wilayah Kabupaten Gunungkidul? Simak tulisan berikut ini!
 
  1. Zone utara (Baturagung Range)
Baturagung range memanjang dari Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, hingga Semin. Kalau morfologi ini diteruskan akan memanjang hingga ke Kota Wonogiri (tampak sekali ketika kita berada di Kota Wonogiri, bagian selatan kota seperti berdiri sebuah benteng alami). Di zone baturagung masih kita temui sungai yang bermuara ke sungai utama (Kali Oyo). Artinya daerah ini masih terjadi proses fluvial / aliran permukaan masih ada. Air tidak langsung meresap ke dalam tanah melalui goa / luweng, karena tidak banyak ditemui goa dan luweng di zone ini. 
Aliran permukaan kawasan ini tinggi, karena kebanyakan tanahnya memiliki solum yang tipis atau langsung kebatuan induk. Banyaknya batuan induk yang tersingkap menunjukkan daerah ini masih terpengaruh proses vulkanik (batuan induknya berupa batuan vulkanik, sebagian lagi berupa batu gamping). Morfologi ini disebabkan karena daerah ini merupakan sisa-sisa Gunungapi Purba.

  1. Zone tengah (Wonosari Basin)
Zone tengah berupa dataran yang merupakan pengendapan dari erosi zone utara dan selatan. Kalau kita amati jenis batuan yang berada di Semanu merupakan perpaduan antara batuan vulkanik dan batuan karang. Berdasarkan citra, basin (ledokan) di Pegunungan Selatan ada dua yaitu basin Wonosari dan Basin Baturetno (Wonogiri) yang sekarang sudah menjadi Waduk Gajah Mungkur. Daerah yang termasuk Basin Wonosari yaitu Playen, Paliyan, Wonosari, Semanu utara dan Ponjong barat. Di Basin Wonosari sudah banyak ditemui fenomena karst seperti luweng dan goa. Kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan perkotaan di Kabupaten Gunungkidul.

  1. Zone selatan (The thousand hill)
Zone terunik adalah zone pegunungan sewu yang sampai-sampai dibangun museum karst dunia. Kawasan ini sekarang dijadikan the world heritage (warisan dunia) yang pusatnya di Pracimantoro, Wonogiri. Fenomena karstisasi terlengkap di kawasan ini, baik berupa eksokarst seperti doline, uvala, polje, menara karst dan endokars seperti goa dan sungai bawah tanah Kawasan ini tidak memiliki aliran permukaan yang berupa sungai. Semua aliran permukaan langsung masuk ke tanah melalui luweng dan goa. Karena tak ada aliran permukaan dan air tanahnya sangat dalam, maka daerah inilah yang diidentifikasi sebagai daerah terkering di Gunungkidul yang meliputi Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Girisubo, Rongkop serta sebagian Semanu dan Ponjong.
 By : Budi Setiyarso

1 Comments

  1. Tak mengherankan jika saat ini perkembangan dunia pariwiata di wlayah Gunungkidul melesat secara fenomenal. Tantangannya adalah bagaimana kita mendorong kesiapan SDMnya sehingga mampu mengelola semua aset secara profesional dan bertanggungjawab tanpa melupakan kelestarian alamnya.....!

    ReplyDelete
Previous Post Next Post