MENGEMBANGKAN BUDAYA DISIPLIN POSITIF MELALUI KESEPAKATAN KELAS
OLEH : BUDI SETIYARSO
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya” (dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20), maka guru perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat.
Pendidikan karakter di sekolah bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menumbuhkan moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang dapat menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan sendiri.
Jika kita mengacu pada dasar negara kita yaitu, Pancasila, maka pendidikan karakter diharapkan dapat mngembangkan nilai-nilai pelajar pancasila yang Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri. Pendidika Karakter.yang menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan sendiri.
Untuk mengembangkan pendidikan karakter salah satunya dikembangkan budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya positif yang dikembangkan di sekolah berisi kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri murid
Budaya positif apabila dapat berkembang dengan baik pada murid dan siswa maka akan dapat membangun hubungan kerjasama yang baik antara murid, guru dan orang tua, menumbuhkan kesadaran dalam melakukan hal- hal yang baik, murid terbiasa dengan pola hidup teratur, mengembangkan kepercayaan diri dan tanggung jawab bersama, membangun karakteristik siswa, mengembangkan kegotongroyongan dan kerjasama antara guru, murid dan orang tua, menumbuh kembangkan motivasi instrinsik anak, membangun hubungan sosial yang bagus antar warga sekolah, menumbuhkan rasa aman dan nyaman, dan menumbuhkan kesadaran dari diri murid terhadap budaya positif.
Salah satu bentuk budaya positif yang dikembangkan di sekolah adalah menerapkan Disiplin Positif. Disiplin positif adalah disiplin tanpa ancaman atau tanpa hukuman, menerapkan displin positif dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam membentuk karakter positif. Disiplin positif dapat dibuat melalui kesepakatan antara guru dan siswa, agar siswa merasa terlibat dan bertanggungjawab dalam menjalanankan disiplin tersebut.
Kita seringkali memandang bahwa hukuman adalah bentuk yang sama dengan proses pen-disiplin-an dan memberikan hukuman sebagai salah satu langkah dalam proses disiplin murid. Padahal, disiplin dan hukuman memiliki arti yang berbeda dan memberikan efek yang sangat berbeda dalam pembentukan diri murid. Disiplin merujuk pada praktik mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan atau perilaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sementara hukuman dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku murid, disiplin dimaksudkan untuk mengembangkan perilaku para murid tersebut serta mengajarkan murid tentang kontrol dan kepercayaan diri dengan berfokus pada apa yang mampu mereka pelajari.
Salah satu langkah dalam menerapkan budaya disiplin positif adalah dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan
Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap pengajar. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
Kegiatan aksi nyata mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas yang telah dilakukan adalah
- Minggu ke 1
Sosialisasi program rencana aksi nyata dalam mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas. Sosialisasi mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas melibatkan semua pihak yang terkait, dan kepala sekolah. (Pembentukan Tim Mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas.
Menentukan kelas sasaran untuk kegiatan awal aksi nyata mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas yaitu kelas 7A, karena kelas tersebut adalah kelas inspirasi namun dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ada beberapa informasi permasalahan yang muncul dari guru mata pelajaran.. Dengan demikian gurupun memberikan sosialisasi dan kolaborasi dengan orang tua wali murid kelas 7A.
Pengumpulan ide-ide mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dari murid melalui WA grup. Diperoleh kesepakatan mengembangkan mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas diantaranya adalah
a, Murid mengikuti kegiatan pembelajaran dengan topik kegiatan Menyusun Kesepakatan Kelas
b. Apabila ada murid yang mengalami kendala dalam mengungkapkan ide dan gagasan maka di bantu guru
2. Minggu
ke 2
Pelaksanaan
kegiatan Mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas.
Langkah-langkah yang dilakukan guru dan murid dalam menyusun kesepakatan kelas
adalah
1. Guru bersama murid mengidentifikasi masalah
yang selama ini sering dihadapi di kelas, terkait dengan ketidaknyamanan yang
dirasakan ketika proses pembelajaran di kelas. Masalah yang banyak disampaikan
oleh murid dan guru adalah siswa kurang menghormati guru dan berbicara sendiri,
berbicara kotor, kurang percaya diri, dan kurang peduli, Ada siswa yang
membully, terlambaat mengumpulkan tugas terlebih jika jam kosong, cuek dan
merasa pintar sendiri, kurang menjaga kebersihan, terlambat masuk kelas, ada
murid yang menggunakan seragam dengan atribut yang tidak lengkap
2. Guru menanyakan harapan dan ide kepada murid
untuk mencapai kelas yang diimpikan. Harapan dan ide murid dengan kelas yang
diimpikan adalah kelas yang nyaman dan tenang, teman-teman yang saling saling
menghormati, jujur, dan mau bekerjasama, dalam diskusi semua dapat aktif, semua
murid bersih, rapi dan tidak bau badan, anti bullyng, disiplin/ tidak
terlambat, kelas yang bersih dan nyaman, saling tolong menolong, semangat
belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu
3. Guru meminta murid untuk memberikan masukan tentang kondisi kelas yang diimpikan satu persatu.
4. Guru menuliskan semua masukan yang
disampaikan murid
5. Guru bersama murid memilih diantara semua
masukan dan mengambil kesimpulan hasil dari ide-ide yang disampaikan murid
diantaranya adalah menghormati guru dan teman, mendengarkan guru yang sedang
menerangkan, menjaga kebersihan kelas dan melaksanakan piket kelas, anti
bullyng, berbicara yang sopan dan menjaga perasaan orang lain, percaya diri,
jujur, saling menghargai sesama teman, tolong menolong dan bertanggung
jawab, disiplin dalam mengumpulkan tugas dan menyampaikan informasi jika
terlambat mengumpulkan, datang ke sekolah tepat waktu dan meminta ijin guru
jika akan keluar/masuk kelas, menggunakan seragam sekolah yang rapi dan atribut
yang lengkap, melaksanakan tadarus dan kegiatan literasi sekolah
6. Guru bersama murid mengubah ide hasil
diskusi menjadi sebuah kesepakatan kelas
7. Setelah disepakati, guru dan murid menuangkan
ide hasil diskusi dalam sebuah poster kesepakatan kelas yang kemudian nanti
akan ditanda tangani bersama.
Tindakan
yang dilakukan guru kepada murid
1. Guru berperan sebagai manager yaitu
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi hasil belajar mengajar
yang dikelolanya.
2. Guru menjadi teladan dalam pembentukan budaya
positif murid, berpihak pada murid dan menerapkan disiplin positif.
3. Guru menggali informasi kebutuhan murid dan
diskusi membuat kesepakatan kelas untuk membangun budaya positif.
4. Guru dan murid membuat poster kesepakatan
kelas yang telah ditandatangani bersama.
5. Guru dan murid melaksanakan kesepakatan yang
telah dibuat dengan penuh komitmen dan tanggungjawab.
6. Guru dan murid melakukan refleksi berkala dan
berkesinambungan.
Percakapan
guru dan murid ketika menyusun kesepakatan kelas, guru dan murid membahas
tentang masalah-masalah yang selama ini terjadi dan dihadapi di kelas
1. Guru terbuka kepada murid untuk menyampaikan
pendapatnya terkait penyelesaian masalah yang selama ini sering terjadi
2. Guru memberikan pertanyaan tentang bagaimana
kondisi kelas yang diimpikan saat ini dan harapan tentang hubungan guru dan murid
yang diimpikan saat ini.
3. Guru menyampaikan kepada murid bahwa harus
menghindari kata dilarang dan jangan, membuat penekanan pada kesepakatan kelas
misalnya saling menyayangi, semangat, peduli, dll.
4. Murid menyampaikan ide dan harapannya kepada
guru terhadap kondisi kelas yang diimpikan.
5. Guru dan murid membuat kesimpulan dari semua
masukan murid untuk dijadikan kesepakatan kelas.
6. Guru dan murid melakukan umpan balik tentang
pelaksanaan kesepakatan kelas yang sudah dibuat.
B. HASIL DARI AKSI NYATA
Hasil
kegiatan Mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas adalah
diperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan kesepakatan kelas
diantaranya
1. Berbagai permasalahan yang dalami guru dan
murid selama proses kegitan pembelajaran di kelas, baik itu pembelajaran secara
tatap muka maupun jarak jauh.
2. Harapan dan ide kepada murid untuk mencapai
kelas yang diimpikan.
3. Kesimpulan hasil dari ide-ide yang disampaikan
murid
4. Mengubah ide hasil diskusi menjadi sebuah
kesepakatan kelas oleh guru dan murid
5. Poster kesepakatan kelas
C. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN
Kegagalan
Kegagalan
dalam mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas
diantaranya
1. Pembuatan kesepakatan kelas dilaksanakan
dengan menggunakan google meeting maka mengalami kendala secara jaringan, namun
berhasil mengambil kesimpulan dari semua masukan yang diberikan oleh murid
menjadi satu kesepakatan kelas membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Pembuatan poster dilakukan tidak secara langsung tetapi setelah pembuatan kesepakatan selesai secara online
Keberhasilan
Keberhasilan
dalam kegiatan mengembangkan budaya disiplin positif melalui kesepakatan kelas
diantaranya
1. Murid sangat antusias dengan kesepakatan kelas
yang dibuat.
2. Murid sangat senang ketika kesepakatan kelas
dibuat poster.
3. Murid setuju dengan kesepakatan kelas yang
dibuat
4. Murid siap melaksanakan kesepakatan kelas yang
dibuat
5. Murid mulai memperlihatkan perubahan dengan
adanya kesepakatan kelas.
D. RENCANA PERBAIKAN PELAKSANAAN DI MASA
MENDATANG
1. Pembuatan kesepakatan kelas akan dilaksanakan
pada kelas lainnya, meskipun menggunakan pembelajaran daring atau tatap
muka
2. Poster kesepakatan akan dibuat poster dan
ditanda tangani oleh semua murid dan guru
3. Melaksanakan refleksi pelaksanaan kesepakatan
kelas pada semester genap Tahun 2023/2024